Saturday 11 April 2015

isolasi bakteri

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Mikroorganisme baik bakteri, fungi atau cendawan, protozoa, dan jenis-jenis mikroorganisme yang lain yang terdapat di ikan dan lingkungan budidaya umumnya terdapat dalam populasi campuran. Pertama-tama mikroba tersebut harus dapat dipisahkan dari mikroorganisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian  ditumbuhkan menjadi biakan murni. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan dalam menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Effendi, 2002).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroorganisme antara lain seperti sifat dan jenis mikroorganisme, tempat hidup dan asal mikroorganisme, media untuk penumbuhan mikroorganisme, cara inkubasi mikroorganisme, cara menguji mikroorganisme yang diisolasi berupa biakan murni dan cara memisahkan antara mikroorganisme yang diisolasi tetap merupakan biakan murni  (Ferdiaz, 2001).
Beberapa mikroorganisme yang hidup diudara, air, tanah,  tubuh serta benda-benda susah untuk diamati.  Mikroorganisme tidak dapat diamati secara langsung jika mereka berkembang biak dan membentuk suatu koloni, dengan demikian yang  diamati  pada suatu medium yang diisolasikan merupakan bentuk koloninya (Ferdiaz, 2001).
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Apabila kita ingin mengisolasi biakan murni bakteri yang ada di mulut, maka air liur itu diinokulasi sedikit saja pada medium yang cocok sedemikian rupa sehingga sel-sel mikroba tumbuh terpisah-pisah pada media tadi. Bahan yang diinokulasi pada medium tersebut disebut inokulum. Dengan mengisolasi medium agar nutrien dengan menggunakan metode cawan gores ataupun metode cawan tuang (Widanarmi, 2002).
Setelah diinkubasi sel-sel mikroba individu tersebut memperbanyak diri sedemikian cepatnya sehingga dalam waktu 18 jam sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang terlihat secara kasat mata dan sel-sel tersebut dinamakan dengan koloni. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme. Jika dua sel yang berbeda dalam satu  inokulum asal yang terlalu berdekatan letaknya pada medium agar. Koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel yang diamati itu bukan merupakan suatu biakan murni (Widanarmi, 2002).
Isolasi suatu mikroorganisme adalah memindahkan mikroorganisme yang ada dengan lingkungannya di alam dan menambahkannya sebagai biakan murni dalam media buatan.  Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari populasi mikroorganisme yang berasal dari satu jenis mikroorganisme (Suriawira, 2000).
Faktor yang perlu diperhatikan dalam isolasi bakteri antara lain jenis bakteri, tempat hidup, media tempat hidup, cara inkubasi, cara menanam bakteri, cara menguji bakteri bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa biakan murni. Cara memisahkan antara mikroba yang diisolasi tetap merupakan biakan murni (Subroto, 2000).

1.2.  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari cara mengisolasi mikroba dari berbagai metode.



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Isolasi Bakteri
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni.  Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari populasi mikroorganisme yang berasal dari satu jenis mikroorganisme. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Suratni, 2000).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Suratni, 2000).

2.2.  Metode Isolasi
2.2.1.  Metode Gores
Metode gores yaitu suatu cara pengisolasian bakteri yang cara inokulasinya dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung bakteri pada permukaan medium dengan kawat ose dan digoreskan sesuai dengan petridish. Kultur media untuk menumbuhkan atau mengisolasikan bakteri dengan metode streak merupakan suatu teknik untuk memisahkan sel bakteri secara individual. Setelah inkubasi, maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari satu sel bakteri(Dwyana,2012).

2.2.1.1.  Gores Sinambung
Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni bakteri dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu petridish diputar 180o dan dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru(Dwyana,2012).

2.2.1.2.  Gores T
Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu distreak zig-zag pada daerah berikutnya(Dwyana,2012).

2.2.1.3.  Gores Kuadran
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal(Dwyana,2012).

2.2.1.4.  Gores Radian
Goresan dimulai dari bagian pinggir lmpengan 90 derajat dan buat goresan bagian pinggir lempengan. Putar 90 derajat dan buat goresan diatas goresan sebelumnya(Dwyana,2012).

2.2.2.  Metode Tuang
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di dalam atau dasar agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang kaya Odan di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2. Prosedur kerjanya adalah petridish, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair disiapkan. Kemudian 1 ml suspensi bakteri diteteskan secara aseptis ke dalam cawan kosong· Lalu medium yang masih cair dituang ke dalam petridish lalu petridish di putar membentuk angka 8 agar suspensi bakteri dan media homogen, kemudian diinkubasi(Dwyana,2012).

2.2.3.  Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni, 1997).

2.2.4.  Metode Tebar
Metode tebar adalah metode isolasi bakteri dengan cara menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung bakteri ke atas medium agar lalu diratakan dengan menggunakan spatula. Setelah diinokulasikan akan terlihat koloni-koloni bakteri yang tumbuh tersebar dipermukaan medium agar sehingga dapat diisolasi lebih lanjut untuk mendapatkan biakan murni.( Winarni, 1997).

2.3.  Jenis-Jenis Bakteri
Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida ( Pratiwi, 2008).
 Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk  besar berbentuk batang dengan lebar kurang mm dan panjang 5msebagian m. dari 1 DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang yang halus dan langsung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri (Pratiwi, 2008).
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus) berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan golongan kokus maupun golongan basil (Pratiwi, 2008).
Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada keadaan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri, susu mentah misalnya dengan mutu kesehatan yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa asam yang khas. Perubahan ini disebabkan oleh Streptococcus lactis dan spesies-spesies Lactobacillus tertentu. Perubahan utama yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam laktat. Bakteri dalam susu digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan dan ketahanannya terhadap panas. Pertimbangan ini amat praktis karena suhu rendah digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikrobia yang merusak susu dan suhu tinggi (pasteurisasi) untuk mengurngi populasi mikrobia, memusnahkan pathogen dan secara umum memperbaiki mutu susu. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri yang diujumpai dalam susu ialah psikofilik, mesofilik, termofilik, dan thermodurik karena beberapa bakteri psikofilik tertentu tumbuh pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa bakteri thermofilik tumbuh di atas suhu 60oC (Pratiwi, 2008).



BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.   Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Februari 2015, pada pukul 14.30 WIB sampai selesai, yang bertempat di Ruang Seminar Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2.  Alat, Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang akan digunakan pada praktikum isolasi bakteri ini antara lain bunsen, cawan petri, erlenmeyer, gelas beaker, korek api, dan mikropipet.

3.2.2.  Bahan
Bahan yang akan digunakan pada praktikum isolasi bakteri ini adalah agar swalow, air comberan, alkohol, kaldu ikan nila, dan plastik rapting.

3.3.  Metoda
3.3.1.  Metoda Gores
Metoda gores dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.  Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.  Nyalakan bunsen yang akan dipakai.
3.  Sterilisasi jarum ose dan celupkan ke gelas yang berisi mikroba.
4. Sterilisasi cawan dekat dengan bunsen dan kemudian dibuka agar jarum ose yang telah berisi mikroba dapat digoreskan.
5.  Jarum ose digoreskan pada media membentuk zig-zag.
6.  Sterilisasi jarum ose dan goreskan kembali pada media.
7.  Tutup cawan petri menggunakan plastik rapting.

3.3.2.  Metoda Tebar
1.  Alat dan bahan dipersiapkan dan telah disterilisasikan terlebih dahulu
2.  Bunsen dinyalakan untuk proses pembakaran
3.  Cawan petri di ambil dan didekatkan dengan Bunsen
4.  Sampel di ambil dengan pipet mikro sampai 100 ml
5.  Cawan petri dibuka, lalu sampel yang sudah di ambil disemprotkan ke   dalam cawan petri di atas media
6.  Setelah itu sampel tadi diratakan menggunakan spatula
7.  Proses penyebaran harus tetap didekat Bunsen
8.  Cawan petri di tutup dan dibungkus menggunakan plastic repting




BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil
Tabel 4.1.  Hasil pada praktikum kali ini yaitu:
No
Metode
Sampel
Air Comberan         Rambut
Perhitungan
1
Gores
          √                         _
1 x 10126
2
Sebar
          √                         _
_


          √                         _
1 x 1016


                                    √ 
1 x 1048


                                        √ 
1 x 10126

4.2.  Pembahasan
Pada praktikum ini praktikan harapkan dapat memahami teknik mengisolasi mikroba dengan berbagai motode. Untuk mendapatkan biakan murni  ada dua macam metode yanga dapat digunakan  yaitu metode goresan dan metode tebar. Mikroba yang ada disekitar kita bermacam-macam baik ditanah air ataupun tubuh manusia. Pada bagian tubuh manusia mikroba biasanya hidup pada organ seperti mulut, saluran pencernaan, dan kulit.
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode gores dan tebar. Pada metode gores di gunakan cara gores kuadran. Metode ini hampir sama seperti metode gores T, hanya saja pada metode ini media dibagi menjadi empat bagian. Cara menggunakan metode ini yaitu jarum ose digores ke media secara zig-zag pada bagian pertama, lalu jarum ose disterilkan dan goreskan lagi menyambung dengan goresan pertama sampai pada bagian ke empat. Media dibagi empat agar bakteri yang di dapatkan bisa lebih spesifik. Dan pada metode tebar, sampel di tebarkan pada media lalu diratakan menggunakan spatula.
Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh keadaan tekanan osmotik (tenaga atau tegangan yang terhimpun ketika air berdifusi melalui suatu membran) atau tekanan hidrostatik (tegangan zat alir). Banyaknya jumlah koloni jamur dalam mediumnutrien agar dibandingkan jumlah koloni bakteri juga disebabkan karena jamurdapat atau mampu memanfaatkan berbagai macam bahan untuk gizi dalam tubuhya untuk tumbuh sehingga jamur tersebut dapat tumbuh pada medium yang sekalipun dapat digunakan untuk menumbuhkan mikrobia lain.
Suhu inkubasi yang memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode waktu yang singkat (12 sampai dengan 24 jam) dikenal sebagai suhu pertumbuhan maka dari itu suhu optimum mikrobia yang digunakan untuk diisolasi adalah pada suhu kamar.


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
1. Isolasi bakteri merupakan pemindahan mikroba yang ada pada lingkungan dan menambahkan serta pembiakanmurni  dalam media buatan
2. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari populasi mikrobia yang berasal dari satu jenis mikroba
3.  Cara penghitungan bakteri yang dapat dilakukan dengan cara 4 kuadran
4.  Warna koloni bakteri bening seperti air
5.  Metode isolasi bakteri dibagi menjadi 4 yaitu, metode gores, metode tebar, metode tuang, dan metode tusuk.

5.2.  Saran
Sebaiknya peralatan yang digunakan saat praktikum diperlengkap lagi, agar setiap kelompok tidak saling berebut alat.


DAFTAR PUSTAKA

Dwyana Z,.Abdullah.2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Effendi, I. 2002. Probiotics for Marine Organism Disease Protection. Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Riau, Pekanbaru.

Fardiaz, Srikandi.  2001.  Mikrobiologi Pangan I.  Gramedia, Jakarta.

Pratiwi, Sylvia t. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta.

Subroto. 2000. Pengenalan Alat di Laboratorium. Erlangga, Jakarta.

Suratni, Ratnasari. 2000. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.

Suriawira, Unus.  2000.  Pengantar Mikrobiologi Umum.  Angkasa, Bandung.

Widanarni. 2002. Studi mekanisme pelekatan Vibrio sp. pada larva udang windu untuk penapisan bakteri biokontrol. Rajawali Press, Jakarta.

Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS, Surabaya.





No comments:

Post a Comment