BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mikroorganisme baik bakteri, fungi
atau cendawan, protozoa, dan jenis-jenis mikroorganisme yang lain yang terdapat
di ikan dan lingkungan budidaya umumnya terdapat dalam populasi campuran.
Pertama-tama mikroba tersebut harus dapat dipisahkan dari mikroorganisme lain
yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian
ditumbuhkan menjadi biakan murni. Biakan murni diperlukan karena semua
metode mikrobiologis yang digunakan dalam menelaah dan mengidentifikasi
mikroorganisme memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja (Effendi,
2002).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroorganisme antara lain seperti sifat dan jenis mikroorganisme, tempat
hidup dan asal mikroorganisme, media untuk penumbuhan mikroorganisme, cara inkubasi mikroorganisme,
cara menguji mikroorganisme yang diisolasi berupa biakan murni dan cara memisahkan antara
mikroorganisme yang diisolasi tetap merupakan biakan murni (Ferdiaz, 2001).
Beberapa
mikroorganisme yang hidup diudara, air, tanah, tubuh serta benda-benda susah
untuk diamati. Mikroorganisme tidak
dapat diamati secara langsung jika mereka berkembang biak dan membentuk suatu koloni, dengan demikian yang diamati
pada suatu medium yang diisolasikan merupakan bentuk koloninya (Ferdiaz, 2001).
Mikroorganisme dibiakkan di
laboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Apabila kita ingin
mengisolasi biakan murni bakteri yang ada di mulut, maka air liur itu
diinokulasi sedikit saja pada medium yang cocok sedemikian rupa sehingga
sel-sel mikroba tumbuh terpisah-pisah pada media tadi. Bahan yang diinokulasi
pada medium tersebut disebut inokulum. Dengan
mengisolasi medium agar nutrien dengan menggunakan metode cawan gores ataupun
metode cawan tuang (Widanarmi, 2002).
Setelah diinkubasi sel-sel mikroba
individu tersebut memperbanyak diri sedemikian cepatnya sehingga dalam waktu 18
jam sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang terlihat secara kasat mata dan
sel-sel tersebut dinamakan dengan koloni. Setiap koloni merupakan biakan murni
satu macam mikroorganisme. Jika dua sel yang berbeda dalam satu inokulum asal yang terlalu berdekatan letaknya
pada medium agar. Koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur
dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel yang diamati
itu bukan merupakan suatu biakan murni (Widanarmi, 2002).
Isolasi suatu mikroorganisme adalah memindahkan mikroorganisme yang ada
dengan
lingkungannya di alam dan menambahkannya sebagai biakan murni dalam media buatan. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri
dari populasi mikroorganisme yang berasal dari satu jenis mikroorganisme (Suriawira, 2000).
Faktor yang perlu diperhatikan dalam isolasi bakteri
antara lain jenis bakteri, tempat hidup, media tempat hidup, cara inkubasi,
cara menanam bakteri, cara menguji bakteri bahwa mikroba yang diisolasi telah
berupa biakan murni. Cara memisahkan antara mikroba yang diisolasi tetap
merupakan biakan murni (Subroto,
2000).
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mempelajari cara mengisolasi mikroba dari berbagai metode.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Isolasi Bakteri
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari
medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga
diperoleh biakan yang murni. Biakan
murni adalah biakan yang hanya terdiri dari populasi mikroorganisme yang
berasal dari satu jenis mikroorganisme. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan
satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat
sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.
Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme
(bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi
lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran,
jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja
dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Suratni, 2000).
Persyaratan utama bagi isolasi dan
kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme
inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat
inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat
diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi
atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel
bakterinya (Suratni, 2000).
2.2. Metode Isolasi
2.2.1. Metode Gores
Metode gores yaitu suatu cara pengisolasian
bakteri yang cara inokulasinya dengan menggoreskan suspensi bahan yang
mengandung bakteri pada permukaan medium dengan kawat ose dan digoreskan sesuai
dengan petridish. Kultur media untuk menumbuhkan atau mengisolasikan bakteri
dengan metode streak merupakan suatu teknik untuk memisahkan sel bakteri secara
individual. Setelah inkubasi, maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni
terpisah yang mungkin berasal dari satu sel bakteri(Dwyana,2012).
2.2.1.1. Gores Sinambung
Prosedur kerjanya adalah inokulum loop
(ose) disentuhkan pada koloni bakteri dan gores secara kontinyu sampai setengah
permukaan agar. Lalu petridish diputar 180o dan dilanjutkan goresan sampai
habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru(Dwyana,2012).
2.2.1.2. Gores T
Prosedur kerjanya adalah
petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan spidol dan daerah tersebut
diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu
distreak zig-zag pada daerah berikutnya(Dwyana,2012).
2.2.1.3. Gores Kuadran
Hampir sama dengan
goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1
merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma.
Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga
jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal(Dwyana,2012).
2.2.1.4. Gores
Radian
Goresan dimulai dari bagian pinggir
lmpengan 90 derajat dan buat goresan bagian pinggir
lempengan. Putar 90 derajat dan buat goresan diatas goresan sebelumnya(Dwyana,2012).
2.2.2. Metode
Tuang
Teknik ini memerlukan
agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri
dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel-sel
bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di dalam atau
dasar agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang
kaya O2 dan di dalam agar yang tidak banyak begitu
banyak mengandung O2. Prosedur kerjanya adalah
petridish, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair
disiapkan. Kemudian 1 ml suspensi bakteri diteteskan secara aseptis ke dalam
cawan kosong· Lalu medium yang masih cair dituang ke dalam
petridish lalu petridish di putar membentuk angka 8 agar suspensi bakteri dan
media homogen, kemudian diinkubasi(Dwyana,2012).
2.2.3. Metode
Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau
menusukan ujung jarum ose yang
didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni, 1997).
2.2.4. Metode
Tebar
Metode tebar adalah metode isolasi bakteri dengan
cara menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung bakteri ke atas medium
agar lalu diratakan dengan menggunakan spatula. Setelah diinokulasikan akan
terlihat koloni-koloni bakteri yang tumbuh tersebar dipermukaan medium agar
sehingga dapat diisolasi lebih lanjut untuk mendapatkan biakan murni.( Winarni, 1997).
2.3. Jenis-Jenis Bakteri
Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil,
beberapa di antaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa
sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel
dibungkus dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini
dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran
polipeptida dan polisakarida ( Pratiwi, 2008).
Bakteri merupakan
sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk besar berbentuk batang dengan lebar kurang mm dan panjang 5msebagian
m. dari 1 DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria
dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang yang halus dan langsung
berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom. Bakteri berkembang biak dengan
membelah diri (Pratiwi, 2008).
Berdasarkan bentuk
morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti golongan,yaitu golongan
basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus) berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian
besar dari bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan
panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Yang
bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut
diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang
ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil.
Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan
panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang bergandengan
dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian
disebut stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kokus disebut
sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau
berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak
banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan
dengan golongan kokus maupun golongan basil (Pratiwi, 2008).
Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada keadaan yang
memungkinkan pertumbuhan bakteri, susu mentah misalnya dengan mutu kesehatan
yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa asam yang khas. Perubahan ini
disebabkan oleh Streptococcus lactis
dan spesies-spesies Lactobacillus
tertentu. Perubahan utama yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam
laktat. Bakteri dalam susu digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan dan
ketahanannya terhadap panas. Pertimbangan ini amat praktis karena suhu rendah
digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikrobia yang merusak susu
dan suhu tinggi (pasteurisasi) untuk mengurngi populasi mikrobia, memusnahkan
pathogen dan secara umum memperbaiki mutu susu. Berdasarkan pada persyaratan
suhu, tipe bakteri yang diujumpai dalam susu ialah psikofilik, mesofilik,
termofilik, dan thermodurik karena beberapa bakteri psikofilik tertentu tumbuh
pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa bakteri thermofilik tumbuh di
atas suhu 60oC (Pratiwi, 2008).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan
Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Februari
2015, pada pukul 14.30 WIB sampai selesai, yang bertempat di Ruang
Seminar Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2. Alat,
Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang
akan digunakan pada praktikum isolasi bakteri ini antara lain bunsen, cawan
petri, erlenmeyer, gelas beaker, korek api, dan mikropipet.
3.2.2. Bahan
Bahan
yang akan digunakan pada praktikum isolasi bakteri ini adalah agar swalow, air
comberan, alkohol, kaldu ikan nila, dan plastik rapting.
3.3. Metoda
3.3.1. Metoda
Gores
Metoda gores dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
:
1. Siapkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
2. Nyalakan bunsen yang akan
dipakai.
3. Sterilisasi jarum ose dan
celupkan ke gelas yang berisi mikroba.
4. Sterilisasi cawan dekat dengan
bunsen dan kemudian dibuka agar jarum ose yang telah berisi mikroba dapat
digoreskan.
5.
Jarum ose digoreskan pada media membentuk zig-zag.
6.
Sterilisasi jarum ose dan goreskan kembali pada media.
7.
Tutup cawan petri menggunakan plastik rapting.
3.3.2. Metoda Tebar
1. Alat dan bahan dipersiapkan dan telah disterilisasikan
terlebih dahulu
2. Bunsen dinyalakan untuk proses pembakaran
3. Cawan petri di ambil dan didekatkan dengan Bunsen
4. Sampel di ambil dengan pipet mikro sampai 100 ml
5. Cawan petri dibuka, lalu sampel yang sudah di ambil disemprotkan ke dalam cawan petri di atas media
6. Setelah itu sampel tadi diratakan menggunakan
spatula
7. Proses penyebaran harus tetap didekat Bunsen
8. Cawan petri di tutup dan dibungkus menggunakan plastic repting
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Tabel 4.1. Hasil pada praktikum kali
ini yaitu:
No
|
Metode
|
Sampel
Air Comberan Rambut
|
Perhitungan
|
1
|
Gores
|
√ _
|
1 x 10126
|
2
|
Sebar
|
√ _
|
_
|
|
|
√ _
|
1 x 1016
|
|
|
√
|
1 x 1048
|
|
|
√
|
1 x 10126
|
4.2.
Pembahasan
Pada praktikum ini praktikan harapkan dapat memahami teknik mengisolasi mikroba dengan berbagai
motode. Untuk mendapatkan biakan murni
ada dua macam metode yanga dapat digunakan yaitu metode goresan dan metode tebar. Mikroba yang ada disekitar kita
bermacam-macam baik ditanah air ataupun tubuh manusia. Pada bagian tubuh
manusia mikroba biasanya hidup pada organ seperti mulut, saluran pencernaan,
dan kulit.
Metode yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah metode gores dan tebar. Pada metode gores di gunakan
cara gores kuadran. Metode ini hampir sama seperti metode gores T, hanya saja
pada metode ini media dibagi menjadi empat bagian. Cara menggunakan metode ini
yaitu jarum ose digores ke media secara zig-zag pada bagian pertama, lalu jarum
ose disterilkan dan goreskan lagi menyambung dengan goresan pertama sampai pada
bagian ke empat. Media dibagi empat agar bakteri yang di dapatkan bisa lebih
spesifik. Dan pada metode tebar, sampel di tebarkan pada media lalu diratakan
menggunakan spatula.
Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh keadaan tekanan
osmotik (tenaga atau tegangan yang terhimpun ketika air berdifusi melalui suatu
membran) atau tekanan hidrostatik (tegangan zat alir). Banyaknya jumlah
koloni jamur dalam mediumnutrien agar dibandingkan jumlah koloni bakteri juga
disebabkan karena jamurdapat atau mampu memanfaatkan berbagai macam bahan untuk
gizi dalam tubuhya untuk tumbuh sehingga jamur tersebut dapat tumbuh pada
medium yang sekalipun dapat digunakan untuk menumbuhkan mikrobia lain.
Suhu inkubasi yang memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode waktu
yang singkat (12 sampai dengan 24 jam) dikenal sebagai suhu pertumbuhan maka
dari itu suhu optimum mikrobia yang digunakan untuk diisolasi adalah pada suhu
kamar.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
1. Isolasi
bakteri merupakan pemindahan mikroba yang ada pada lingkungan dan menambahkan
serta pembiakanmurni dalam media buatan
2. Biakan
murni adalah biakan yang hanya terdiri dari populasi mikrobia yang berasal dari
satu jenis mikroba
3. Cara penghitungan
bakteri yang dapat dilakukan dengan cara 4 kuadran
4. Warna koloni
bakteri bening seperti air
5. Metode isolasi bakteri dibagi menjadi 4
yaitu, metode gores, metode tebar, metode tuang, dan metode tusuk.
5.2.
Saran
Sebaiknya peralatan yang digunakan
saat praktikum diperlengkap lagi, agar setiap kelompok tidak saling berebut
alat.
DAFTAR PUSTAKA
Dwyana Z,.Abdullah.2012. Penuntun
Praktikum Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Effendi, I. 2002. Probiotics for Marine Organism Disease
Protection. Fakultas Perikanan dan Ilmu
KelautanUniversitas Riau, Pekanbaru.
Fardiaz, Srikandi. 2001. Mikrobiologi
Pangan I. Gramedia, Jakarta.
Pratiwi,
Sylvia t. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta.
Subroto. 2000. Pengenalan Alat di Laboratorium.
Erlangga,
Jakarta.
Suratni, Ratnasari. 2000. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Gramedia, Jakarta.
Suriawira, Unus. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa, Bandung.
Widanarni. 2002. Studi mekanisme pelekatan Vibrio sp. pada larva udang windu
untuk penapisan bakteri biokontrol. Rajawali Press, Jakarta.
Winarni, D.
1997. Diktat Teknik Fermentasi.
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS, Surabaya.
No comments:
Post a Comment