BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Mahluk
hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat
dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran
kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme
(jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil.
Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bisa berdampak positif maupun negatif bagi kehidupan manusia (Kusnadi, 2003).
Untuk menelaah
mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang
disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien
yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya
(Mila,
2005).
Medium atau
media agar adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang banyak
dipakai untuk isolasi, memperbanyak, pengujian, sifat-sifat fisiologi dan juga
untuk perhitungan mikroba. Medium
dapat dibedakan menjadi tiga macam, berdasarkan susunan
kimia yaitu medium organik, medium anorganik, medium sintetik dan medium
nonsintetik. Berdasarkan fungsinya yaitu
medium diperkaya, medium spesifik, medium diferensiasi, medium
penghitung dan medium penguji (Suriawiria,
2005).
Dalam medium
harus ada nutrisi yang merupakan kebutuhan dasar dari mikroorganise yang
meliputi air, karbon, energi dan mineral. Air sangat berperan penting karena air merupakan komponen
dasar protoplasma, jalan masuknya nutrien kedalam sel, dan juga reaksi
enzimatik. Air yang baik digunakan dalam pembuatan medium organisme adalah air
suling, karena kalau air sadah yang digunakan
untuk pembuatan medium yeng terbentuk dari ekstrak dari ekstrak daging
dan pepton maka akan terbentuk endapan fosfat dan magnesium fosfat. Dengan
adanya endapan tersebut maka akan menghambat bagi pertumbuhan biakan yang di tanam dalam medium (Dwidjoseputro,
2002).
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga
memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi
yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH
lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok
terbesar yaitu mesofil, suh optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC (Suryanto, 2006).
Pada percobaan
ini, praktikan akan diajarkan tentang pembuatan berbagai macam media untuk
pengembangbiakan mikroorganisme agar mikroorganisme tersebut dapat diteliti
dalam laboratorium. Diharapkan dengan praktikum ini, mahasiswa mampu membuat
media sendiri untuk menumbuhkan mikroorganisme guna penelitian.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan
praktikum ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan medium dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat media agar.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Media Agar
Media agar merupakan
bahan nutrisi yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroba. Agar - agar merupakan kompleks merupakan
kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut dan digunakan untuk pemadat
pada makanan. Keunggulan agar yaitu mencair pada suhu yang sama dengan air,
namun tetap dalam keadaan cair sampain suhu 40oC (Munir, 2006).
Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang
sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan - bahan
kompleks lainnya (Munir, 2006).
2.2. Nutrien
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi,
bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik
(reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan
terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber
mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient
dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk
sintesis biologik oranisme baru” (Arfiandi.
2009).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya
dari zat-zat sederhana yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari
zat-zat ini berupa makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan
dalam air laut, sungai, danau, air selokan, atau bahan-bahan organik lain yang
mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari habitat
ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan
itu (Widya. 2009).
2.3. Media
Media adalah substansi yang terdiri
atas campuran zat-zat makanan yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk
memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan
untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein,
karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat
gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil,
medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Sutarma,2000).
Secara umum
medium dapat dibedakan atas medium alami maksudnya medium yang murni berasal
dari alam, medium semi buatan yaitu campuran bahan-bahan kimia dan bahan alami,
sedangkan medium buataan adalah medium yang seluruhnya dibuat oleh manusia.
Menurut Yusuf Hidayat (2000) Berdasarkan
konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Medium padat (solid medium)
yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.
2.
Medium setengah padat (semi solid medium)
yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal,
tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami
percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media
NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue)
semi solid akan membentuk cincin hijau
kebiruan dibawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat
dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi
oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit
oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan
tumbuh merata diseluruh media.
3.
Medium cair (liquid medium) yaitu
media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose
Broth).
4.
Medium semi solid dan solid menggunakan
bahan pemadat (seperti amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium
padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar dengan kadar 1,5%-1,8%, dan pada medium
semi solid kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan
pada medium cair
tidak diperlukan pemadat. (Yusuf
Hidayat,2000)
2.4. Jenis-jenis
Bakteri
Bakteri adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam
domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki
peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai
agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan
manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan
antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
(Filzahazny, 2008)
Peranan/fungsi bakteri
ada dua jenis yaitu bakteri menguntungkan dan bakteri merugikan bagi manusia,
sebagai berikut ;
1. Menguntungkan
Bagi Kehidupan
No.
|
Nama Bakteri
|
Peranan/Fungsi
|
1
|
Lactobacillus
bulgarius
|
Memfermentasi
susu menjadi lemak
|
2
|
Lactobacillus
sp
|
Produksi
asinan buah
|
3
|
Streptococcus
thermophilus
|
Produksi
mentega
|
4
|
Pediococccus
cereviceae
|
Produksi
sosis
|
5
|
Streptococcus
tactis
|
Produksi
kefir
|
6
|
Acetobacter
xylinium
|
Produksi
nata de coco
|
7
|
Acetobacter
sp
|
Produksi
asam cuka
|
8
|
Bacillus
brevis
|
Menghasilkan
terotrisin (antibiotik)
|
9
|
Bacillus
subtilis
|
Menghasilkan
basitrasin (antibiotik)
|
10
|
Polymyka
|
Menghasilkan
polimixin (antibiotik)
|
11
|
Lactobacillus
cassei
|
Produksi
yoghurt
|
12
|
Thiobacillus
thiozidans
|
Produksi
asam sulfat
|
13
|
Entamoeba
coli
|
Membusukkan
sisa pencernaan
|
14
|
Rhizopus
oligosporus
|
Pembuatan
tempe
|
15
|
Aspergillus
oryzae
|
Pembuatan
tauco
|
16
|
Neurospora
crassa
|
Pembuatan
oncom
|
17
|
Streptococcus
laktis
|
Pembuatan
keju
|
18
|
Streptococcus
cremoris
|
Pembuatan
keju
|
19
|
Rhizobium
leguminosarum
|
Fiksasi
nitrogen dalam akar kacang
|
20
|
Entero
bakteria
|
Bakteri
pengurai
|
2. Merugikan Bagi kehidupan
No.
|
Nama Bakteri
|
Peranan/Fungsi
|
1
|
Xanthomonas
campestris
|
Menyerang
tanaman kubis
|
2
|
Xanthomonas
oryzae
|
Menyerang
pucuk batang padi
|
3
|
Pseudomonas
solanacaerum
|
Penyakit
layu pada famili terong-terongan
|
4
|
Erwiana
amylovora
|
Penyakit
bonyok pada buah-buahan
|
5
|
Brucella
abortus
|
Brucelosis
pada sapi
|
6
|
Streptococcus
agalactis
|
Mastitis
pada sapi
|
7
|
Bacillus
antharacis
|
Antraks
|
8
|
Actinomyces
bovis
|
Bengkak
pada radang sapi
|
9
|
Salmonella
thyposa
|
Tifus
|
10
|
Vibrio
comma
|
Kolera
|
11
|
Mycobacterium
leprae
|
Lepra
(kusta)
|
12
|
Clostridium
tetani
|
Tetanus
|
13
|
Staphylococcus
|
Bisul
|
14
|
Pasteurella
petis
|
Pes/sampar
|
15
|
Haemophilus
influenza
|
Influenza
|
16
|
Diplococcus
pneumoniae
|
Pneumoniae
|
17
|
Treponema
palidum
|
Sifilis
|
18
|
Neisseria
gonorhoe
|
Kencing
nanah
|
19
|
Mycobacterium
tubercolusis
|
TBC
|
20
|
Salmonella
pollurum
|
Berak
kapur pada ayam
|
Pada tabel diatas adalah nama-nama dan peranan/fungsi bakteri yang
menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan.
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik ini dilaksanakan di
Laboratorium Bersama Budidaya Perairan dan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sriwijaya pada pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai.
3.2. Alat,
Bahan dan Metoda
Alat, bahan dan metoda yang akan
digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
3.2.1. Alat
Alat yang akan digunakan pada praktikum pengenalan
media agar ini disajikan pada Tabel 3.1. sebagai berikut:
Tabel 3.1. Alat yang digunakan pada
praktikum
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1
|
Bunsen
|
1 buah
|
Sterilisasi
|
2
|
Cawan petri
|
4 buah
|
Media agar
|
3
|
Korek api
|
1 buah
|
Menyalakan bunsen
|
4
5
|
Erlenmeyer
Plastik rapting
|
1 buah
Secukupnya
|
Tempat media sebelum dituang
Membungkus cawan
|
3.2.2. Bahan
Bahan yang akan digunakan pada praktikum pengenalan
media agar ini disajikan pada Tabel 3.2., sebagai berikut.
Tabel
3.2. Bahan yang digunakan pada praktikum
No
|
Nama bahan
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1.
2.
3.
4.
|
Alkohol
TSB
Air
Kaldu
ikan
|
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
|
Sterilisasi
Sebagai
media kultur
Campuran
media
Membuat
media
|
3.2.3. Metoda
Metoda yang digunakan pada praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Semprot
tangan menggunakan alkohol 70%.
2. Semprot
alkohol keatas meja dan kemudian di bersihkan dengan tisu.
3. Nyalakan
bunsen yang telah disiapkan.
4. sterilisasi
cawan petri dengan mendekatkan ke bunsen dan putar-putar sehingga merata.
5. Sterilisasi
erlenmeyer yang telah berisi media.
6. tuang
media ke cawan petri dengan mendekatkan ke bunsen agar tidak terjadi
kontaminasi.
7. Ratakan
media pada cawan petri dengan cara memutar dengan bentuk angka delapan, dan
diamkan cawan petri sampai mengering.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum pembuatan media agar ini adalah sebagai
berikut:
4.2. Pembahasan
Menurut Sutarma (2000), Media adalah
substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan yang dipergunakan untuk
pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Media yang digunakan untuk pemeliharaan
dan pertumbuhan mikroorganisme haruslah memenuhi syarat. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh media adalah
mengandung nutrien, pH-nya sesuai, alat dan bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan harus steril, dan memiliki tekanan osmotik yang sesuai.
Menurut Arfiandi (2009), Peran
utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai
aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Maka dari itu nutrien menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh media. Kita
juga harus menyesuaikan pH media yang akan digunakan dengan mikroorganisme yang
akan kita pelihara ataupun kita kembangbiakkan. Karena jika pH-nya tidak sesuai
dengan mikroorganisme maka mikroorganisme tidak akan mampu hidup dan berkembang
dengan baik.
Alat dan bahan yang
digunakan pun juga harus steril agar tidak terkontaminasi dengan zat-zat yang
tidak kita inginkan yang bisa menggagalkan penelitian kita. Media juga harus
memiliki tekanan osmotik yang sesuai dengan mikroorganisme yang akan kita kita
pelihara ataupun kita kembangbiakkan. Jika semua syarat itu bisa dipenuhi maka
media itu baik untuk digunakan.
Media agar merupakan
bahan nutrisi yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroba. Agar - agar merupakan kompleks merupakan
kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut dan digunakan untuk pemadat
pada makanan. Pada praktikum ini agar yang digunakan adalah agar swalow yang
dicampur dengan kaldu ikan nila. Alasan menggunakan kaldu ikan nila karena
didalamnya mengandung asam amino.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum
pembuatan media agar ini adalah sebagai berikut:
1.
Alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat media
haruslah steril.
2.
Media harus mengandung
nutrien.
3.
Media harus memiliki
pH dan osmotik yang sesuai dengan mikroorganisme.
4.
Media agar digunakan untuk memelihara dan pertumbuhan
mikroorganisme.
5.
Pembuatan media agar menggunakan campuran kaldu ikan.
5.2. Saran
Sebaiknya saat praktikum alatnya di perbanyak sehingga
semua praktikan mencoba sendiri-sendiri. Karena jika praktikan bisa mencoba
sendiri-sendiri itu lebih mudah untuk dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2002.
Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan,Malang.
Filzahazny. 2008. Pengecatan tentang bakteri. Wordpress,
Makassar.
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. JICA, Malang.
Mila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Erlangga,
Jakarta.
Suriawiria, 2005 Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar.
Jakarta :Papas Sinar Sinanti
Suryanto. 2006. Bahan Ajar : Mikrobiologi.USU-Press,
Medan.
Sutarma,2000 Jurnal Teknik Pembuatan Kultur Media
Bakteri, Yusuf Hidayat dan Sutarma,Balai Penelitian Veteriner, JL.R.E
Martadinata,30 Bogor 16114
No comments:
Post a Comment