Saturday 23 January 2016

Pengenalan alat laboratorium

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan mahluk hidup yang memiliki ukuran mikro atau kecil bahkan tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bicara tentang mikrobiologi banyak hal yang akan dipelajari dan diamati karena disekitar kita atau bahkan dalam diri kita ada mikroba-mikroba yang memiliki siklus hidup dan lain-lain. Mengetahui atau mengamati mikroba yang ada di lingkungan kita adalah merupakan suatu hal yang wajib, karena mereka memiliki beberapa fungsi ada yang merugikan ada pula yang menguntungkan. Hal yang menguntungkan ini bisa nantinya dimaksimalkan dan hal yang merugikan nantinya bisa diminimalisir ( Purnomo, B. 2011).
Untuk mengetahui ataupun mengamati mikroba-mikroba yang ada di lingkungan kita ataupun yang ada pada tubuh kita, kita memerlukan suatu percobaan atau bisa disebut juga eksperimen-eksperimen. Karena ilmu didunia kita ini tidak hanya sekadar teori namun harus dijelaskan juga dengan ilmu praktik, ataupun percobaan-percobaan ( Purnomo, B. 2011).
Praktikum atau percobaan dalam ilmu mikrobiologi berbeda dengan percobaan-percobaan ilmu lainnya, hal ini dikarenakan percobaan yang dilakukkan membutuhkan ketelitian yang sangat besar karena objek-objek yang diamati sangat kecil serta sulit didapatkan. Selain itu yang menyebabkan perbedaan juga terletak pada suatu alat-alat yang digunakan pada percobaan. Contohnya adalah inkubator, autoklafcounter colony dan lain-lain.( Purnomo, B. 2011)
Perbedaan alat yang digunakan ini harus disikapi dengan serius, karena selama praktikum akan berhubungan dengan alat-alat tersebut. Jadi praktikan wajib mengenal alat-alat tersebut. Selain mengenal praktikan juga wajib mengetahui fungsi alat tersebut serta harus terampil dalam menggunakannya.
Jika praktikan tidak mengenal alat-alat yang terdapat di laboratorium, itu bisa menyebabkan bahaya. Maka dilakukanlah pengenalan alat ini sebelum praktikan melakukan praktikum. Agar saat praktikan melakukan praktikum tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Selain itu juga praktikan akan mudah saat melakukan praktikum. Itulah yang melatar belakangi praktikum kali ini.
1.2.  Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat dan sterilisasi adalah :
1.    Untuk mengetahui alat-alat gelas di laboratorium beserta fungsinya.
2.    Untuk mengetahui bagian-bagian pada mikroskop binokuler dan fungsinya.
3.    Untuk mengetahui proses sterilisasi dan desinfeksi.
4.    Untuk mengetahui proses sterilisasi kering.
5.    Untuk mengetahui jenis dan ciri media agar.

 


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Pengenalan Alat dan Bahan
2.1.1.  Pengenalan Alat Laboratorium
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Alat-alat pada laboratorium bermacam-macam jenis dan fungsi. Selama kegiatan percobaan pada laboratorium, hal pertama yang harus diperhatikan oleh pengguna laboratorium atau praktikan adalah mengenal bahan dan peralatan yang akan digunakan serta mengetahui kegunaan bahan serta cara dari  kerja alat alat yang digunakan.  Karena jika pengguna laboratorium tidak kegunaan bahan serta fungsi alat yang digunakan akan menghambat jalannya kegiatan di dalam laboratorium (Mila, Ermila. 2005).
Di laboratorium  kita dapat meneliti berbagai hal dengan  menggunakan peralatan-peralatan yang tersedia. Sehingga, laboratorium dianggap sebagai suatu tempat dimana para mahasiswa dan dosen serta para peneliti melakukan percobaan (Mila, Ermila. 2005).
Berbagai percobaan yang dilakukan biasanya menggunakan alat-alat dalam bentuk gelas. Alat-alat di laboratorium sangat mudah sekali pecah. Sering kali para praktikan yang tidak berhati-hati dalam menggunakan peralatan di laboratorium tersebut. Hal inilah  yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan pada saat  kerja. Akan tetapi, bila dilakukan dengan cara yang benar atau sesuai prosedurnya, kecelakaan-kecelakaan seperti itu dapat diminimalisir. Kecelakaan itu juga dapat terjadi karena kelalaian para praktikan, ini dapat membuat orang tersebut cidera, dan bahkan juga bagi orang-orang yang berada di sekitarnya (Mila, Ermila. 2005).
Keselamatan kerja di laboratorium adalah sesuatu yang sangat diharapkan khususnya oleh para peneliti yang sering kali melakukan percobaan di laboratorium. Hal ini biasanya terpikirkan oleh para peneliti yang selalu peduli akan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan kerja (Prawirahartono, Slamet. 2003).
Apabila pengguna laboratorium tidak mengenal kegunaan bahan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kecelakaan sebagai akibat yang ditimbulkan  dari kesalahan penggunaan bahan kimia.  Seperti yang kita ketahui bersama bahwa bahan radioaktif dapat menyebabkan radiasi pada tubuh manusia terutama pada bagian kulit.  Oleh karena itu sangat perlu bagi pengguna laboratorium  untuk mempelajari lebih dalam mengenai tata cara penggunaan bahan-bahan kimia yang terdapat pada laboratorium kimia beserta prosedur keamanannya (Prawirahartono, Slamet. 2003).
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti dan sebagainya melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium. Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar (Prawirahartono, Slamet. 2003).
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapatlebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di Laboratorium (Prawirahartono, Slamet. 2003).
Menurut Fatiqin dan Aini, (2013) alat-alat tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Mikroskop, mikroskop digunakan untuk melihat benda-benda yang ukurannya sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop juga digunakan untuk melihat sel mikroorganisme, jadi dengan mikroskop kita dapat mengamati sel mikroorganisme dengan jelas. Mikroskop terdiri dari; lensa okuler, pemutar lensa objektif, tabung okuler, meja benda, condenser, lensa objektif, pemutar kekuatan lampu, tombol on-off, pengatur jarak interpupilar, penjepit spesimen, iluminator, sekrup pemutar vertikal, sekrup pemutar horizontal, sekrup pemutar kasar, sekrup pemutar halus, sekrup pengencang tabung okuler, dan sekrup pengatur kondenser
2.      Autoklaf, autoklaf yaitu alat yang digunakan untuk menstresilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mkirobiologi dengan menggunakan uap air panas bertekanan
3.      Inkubator, merupakan alat yang digunakan untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan  pengatur suhu dan dan pengatur waktu. Suhu di dalam inkibator konstan dan dapat diatur sesuai dengan tujuan inkubasi
4.      Hot Plate dan stirrer bar, adalah alat yang digunakan untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
5.      Colony counter, merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah mikroba pada cawan petri dengan menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni counter dan juga menggunakan tombol check.
6.      Pipet mikro dan tip, merupakan alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari µl.
7.      Cawan petri, adalah alat yang digunakan sebagai wadah untuk mengkultur bakteri, khamir, spora atau biji-bijian.
8.      Tabung reaksi, alat ini memiliki fungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba dalam bentuk media tegak atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap diatasnya dan diikat. Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair.
9.  Erlenmeyer, labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan. Labu erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair.
10.  Jarum inokulum atau ose, alat yang berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikroba kemedia yang akan digunakan kembali.
11.  Beker glass, alat yang digunakan dalam banyak fungsi. Pada mikrobiologi, dapat digunakan preparasi media-media, emanmpung aquades maupun tempat untuk memanasi air.
12.  Batang penyebar atau batang pengaduk, digunakan untuk menyebar biakan bakteri yang terdapat diatas wadah pembiakan. Bentuknya segitiga kecil. Sesuai dengan namanya alat ini menyebarkan mikroba-mikroba yang ada pada suatu media.
13.  Kaca penyaring atau corong, alat ini digunakan dalam proses penyaringan dan memindahkan media medium cair dari tempat yang besar ke tempat yang kecil misalnya pada gelas kimia ke labu erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu meletakkan corong pada bagian mulut labu dan dipegang lalu cairan dipindahkan.
14.  Gelas ukur, berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur, memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume larutan tersebut ditentukan berdasarkan menikus cekung larutan.
15.  Bunsen, salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakaran bunsen. Untuk strelisasi jarum ose atau yang lainnya, bagian api yang paling cocok untuk memijarkan adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat bmenggunakan bahan bakar gas atau metanol.
16.  Pinset,  pinset memiliki banyak fungsi diantaranya untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
17.  PH indikator Universal, berguna untuk mengukur atau mengetahui pH suatu larutan.
18.  Pipet filler atau Rubber bulb, adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada tangkai pipet ukur.
19.  Pipet ukur, merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
20.  Mortar dan pestle, mortar dan penumbuk digunakan untuk menumbuk atau menhacurkan materi cupilikan, misalnya daging, roti, atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.
21.  Rak tabung reaksi, alat ini digunakan untuk meletakkan tabung reaksi sehingga mempermudah saat pemegangan ataupun peletakkan tabung reaksi, alat ini juga memiliki fungsi agar substarat atau media yang ada dalam tabung reaksi tidak tumpah.
22.  Penjepit tabung reaksi, digunakan untuk menjepit tabung reaksi. Alat ini digunakan untuk mempermudah pada saat pemanasan tabung reaksi, sehingga tidak terasa panas pada tabung reaksi dan menghindari kecelakaan karena pemanasan tersebut.
2.1.2.  Sterilisasi
Sterilisasi adalah perlakuan yang membebakan benda yang diteliti dari senua organisme hidup. Hal ini dapat dicapai dengan memberi bahan mematikan secara fisis atau kimiawi atau dengan cara penyariangan untuk larutan khusus. Bahan ataupun peralatan yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, harus dalam keadaan steril. Artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak terdapat mikrobayang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang akan mengganggu kehidupan dan proses yang akan dikeringkan (Dwijosaputro, D. 2005).
Menurut Setiawati (2002) sterilisasi dengan cara peanasan ini termasuk pada sterilisasi secara fisik. Sterilisasi dengan pemanasan dapat dibedakan menjadi 5 yaitu sebagai berikut:
1.    Udara panas
Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang mempunyai kemampuan tahan terhadap panas, bahan atau alat tersebut dipanaskan pada suhu 105 deajat C selama 30 menit. 


 


2.    Tyndalisasi
Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang tidak tahan suhu tinggi. Dipanaskan pada uhu 100 derajat C, pada waktu 30 menit, hal ini diulang selama 3 hari secara berturut-turut. Sementara tidak dipanaskan simpan pada suhu kamar.
3.    Pasteurisasi
Untuk bahan makanan yang akan mengalami peguraian apabila di[anaskan pada suhu tinggi. Alat atau bahan dipanskan pada suhu 60 derajat C sampai dengan 80 derajat C selama 1 jam dalam waktu 3 hari berturut-turut.
4.    Uap panas dan tekanan
Dipanaskan untuk mensterilkan bahan atau alat yang tahan suhu panas tinggi disertai tekanan. Dengan menggunakan alat yang dinamakan autoklaf, yang mana autoklaf ini bekerja pada suhu 121 derajat C selama 15 menit dengan menggunakan tekanan 15 lb/in (Setiawati, 2002).
Selain itu terdapat juga sterilisasi denga radiasi dimana sterilisasi ini menggunakan cahaya ultraviolet atau radiasi sinar Co 60 atu Co 139. Sterilisasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, beberapa bahan kimia seperti alkohol, formaldehid, sublimat 0,1 % , karbol, lisol, sabun/ detergen dan lain-lain yang dapat digunakan sebagai alat sterilisasi. Sedangkan sterilisasi dengan saringan, bahan yang tidak boleh dipanaskan, seperti serum darah atau beberapa macam   gula tertentu dapat diterilkan dengan cara penyaringan.
2.1.3.  Desinfeksi
Desinfeksi adalah suatu proses pematian bakteri beserta sporanya, sehingga pada proses ini bakteri akan kehilangan daya untuk bertahan hidup disuatu tempat. Bahan yang di gunakan dalam desinfeksi adalah desinfektan. Desinfektan adalah bahan yang digunakan untuk melaksanakan desinfeksi. Seringkali sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik, tetapi pengertian desinfeksi dan desinfektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati, seperti lantai, piring, pakaian. Zat-zat yang menghambat pembiakan mikroorganisme dengan tiada membunuhnya dinamakan antiseptik. Antiseptik dan desinfektan dapat merupakan zat yang sama tetapi berbeda dalam cara penggunaannya. Atiseptik digunakan pada jaringan hidup, sedangkan desinfektan digunakan untuk bahan-bahan tidak bersenyawa (Irianto, 2006).

BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.   Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Februari 2015, pada pukul 14.30 WIB sampai selesai, yang bertempat di laboratorium Dasar Perikanan dan laboratorium budidaya perairan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2.  Alat, Bahan dan Metoda
Adapun alat, bahan dan metoda yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
3.2.1. Alat
Alat yang akan digunakan pada praktikum dasar-dasar mikrobiologi ini disajikan pada Tabel 3.1., sebagai berikut.
Tabel 3.1. Alat yang digunakan pada praktikum
No
Nama Alat
Jumlah
Fungsi
1
Erlenmeyer
1 buah
Membuat larutan
2
Mikroskop
1 buah
Pengamatan bakteri
3
Tabung Reaksi
1 buah
Tempat mereaksikan suatu zat
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pipet Tetes
Cawan Porselen
Mortar
Autoklaf
Oven
Cawan Petri
Gelas Ukur
Bunsen
Magnetik Stirer
Neraca Analitik
Jarum Ose
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Mengambil larutan
Menguji sampel
Untuk menghaluskan bahan
Sterilisasi basah
Sterilisasi kering
Menyimpan media
Mengukur volume larutan
Sterilisasi
Menghomogenkan larutan
Menimbang zat kimia
Isolasi atau mengkultur mikroba

3.2.2.   Bahan
Bahan yang akan digunakan pada praktikum dasar-dasar mikrobiologi ini disajikan pada Tabel 3.2., sebagai berikut.
Tabel 3.2. Bahan  yang digunakan pada praktikum
No
Nama bahan
Jumlah
Fungsi
1.
2.
3.
Alkohol
TSA
TSB
Secukupnya
Secukupnya
secukupnya
Sterilisasi
Sebagai media kultur
Sebagai media kultur

3.2.3. Metoda
Metoda yang digunakan pada praktikum ini, yaitu sterilisai kering adalah sebagai berikut :
1.      Alkohol 70% di semprotkan ke tangan
2.      Alat yang akan digunakan di sterilisasi
3.      Bunsen di nyalakan
4.      Jarum ose di panaskan hingga memijar
5.      Tabung reaksi yang telah berisi mikroba diambil dan  kemudian mikroba di ambil dengan jarum ose
6.      Cawan petri di dekatkan ke bunsen dan diputar-putar
7.      Tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil
  
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum dasar-dasar mikrobiologi akuatik disajikan pada tabel 4.2., sebagai berikut :

Tabel 4.2. Alat-alat yang digunakan
No
Nama Alat
Fungsi
Gambar Alat

1.

Pembakar Spiritus/bunsen


Membakar zat atau memanaskan larutan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwWJZbmq-lONjyJZkVN1ikQJuX0pCCTIjIJvNXBHSFYDpAf6E7vIkqP1ewr6eNlXsbP5p1U9iCCPIhcgcu8grtp1fe-EpZX9MqyDIkMg-L0qhKHJWJzm9P3LIPZOC5Duj9ACM6rFvwJ__x/s1600/spirtus.jpg

2.

Cawan Petri
Digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.

clip_image006

3.

Tabung Reaksi

Menampung larutan dalam jumlah yang sedikit.
clip_image029

4.

Pipet tetes

Memindahkan beberapa tetes zat cair



clip_image025


5.

Gelas Beaker




Menampung bahan kimia atau larutan dalam jumlah yang banyak.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIouKFlknllKxBEZ1YH-tcEELxgW1aWI85fRcyRNmCU8Z1EUTWQicEAYPb9krkSHzrcp38eE30QFFETp_5KUR9nQNR6CP5k_x5vhi7slGhT9Jeygz-gOYrIZ8UO7dsqcZpspZbbkufmQZN/s1600/beker.jpg

6.

Erlenmeyer

Menyimpan dan memanaskan larutan dan menampung filtrat hasil penyaringan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcI7VAGDAAEPp3jIB1IjnQukcOrdA7Y5DnNJmwM67i4j46hiZa-P1b9Oh_N1VPHT8NGaY4G9IEj7ByakWs3XuMlcZA7R5mE1sJ2EyRIFFF2wU4tnpXjjxaS-zlR-ETvrwyYcDAHoLQ3jk1/s1600/erlenmeyer.jpg


7.

Penjepit tabung reaksi

Menjepit tabung reaksi selama melakukan proses pemanasan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoypbn-c3xOHFIkUKcU_IA0mphlbL3TeTffhaS7GcoYcaKThQ0k5AoBp-NmT6nR_6MmfSF4tqa0r_UJNegbNWkfCElzPDJE0CG5a1pCiIz5NWn9qrrbn_l4PztcZJM8IPdHmm0fMdUCCf6/s1600/penjepit.jpg

8.

Gelas Ukur


Untuk mengukur volume larutan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRlFHuQxIoGk6VdQXQPtfrRzNmE3s4pxOEtHihsmUeCCKA_LP-5sTfWqDu7gZqcp8xl23feEO12J88f8X4zptf3umpZtGzLDiTfvP0dw_HplG7swxODsNtKe6b7IdWP4V514-WNnX3uazQ/s1600/gelas+uku.jpg

9.

Mortar dan Alu

Menggerus dan menghaluskan suatu zat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMM4O1Uf2qgx4Pme921ixsfk9DVouCdZQQaY2ZB9fXeKr57t5-o9AUbHC4aiL0Nojfvd-3lXPy3NWK1VRPbx85NP0lBZ-8Z2NU7cXWmddp3M-31WnfbPMnGPkVhhx5U0C8qrIi0_pP0kKq/s1600/mortir.jpg


10.

Cawan Porselin


Wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiC5Jr80pQW2kss0t-lhKDcqZHgpdygmTVaeFmLioD8ltvFaxscryTa0uhgvFsb5IztOV3kLv7f-rqeXysXWS-XXJWSOrcA1Jn7bn_gOYzAwDSn7ZaTMbF8rR8ulOI8qUyxJ-oFjCCTsfy/s1600/cawan.jpg

11.

Magnetik Stirer

Untuk mengaduk media pada pemanasan

Magnetic Stirring Bars

12.

Jarum Ose

Untuk mengambil dan memanaskan bakteri


ose.

13.

Neraca Analitik

Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di atas.

clip_image030

14.

Batang Pengaduk

Untuk mengaduk larutan/cairan.



15.

Rak tabung reaksi

Untuk meletakkan tabung reaksi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdujKjXy1VhnOE9wxXTiPGC6ZFxFkgmCB_bpINqOOGd-WJjiPV1mYPc_o4TZyaclzRPAyWIOIS-VCj-wMlnK4Isx6e4kuRaoDuRFSclfO8YDe9cNSET0E5Dt-HqscJohroBJdFBBpj707u/s1600/rak.jpg

16.

Bola hisap
Tanda A untuk mengembalikan kebentuk semula, tanda S untuk menghisap larutan, dan tanda E untuk mengeluarkan larutan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvzUKNFLorNNGt3I1gjyak0pMCGa4za0LcripaM6UqCihYHePCvYzPL9ISnB7-DoqubO2BdKwZxLFhsyHpkVdf1WEwVzu7K38QSkEnT-sO7CB4oukCDnw5GuU9drEacYKbgEMy4a2i67T4/s1600/bola+hisap.jpg


17.

Oven

Mengeringkan peralatan yang akan digunakan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYs0HGl1M6z21iW58NbAiXPD8Obk0BTBII7GTdT5qmUiyIfclVpkXdLfkpIcZrJ8_UfDbNBfXs4xvCHZ-ABRAS9e3raAwAp-4dRZZ6l69cl4pqoxtF0nHFiVDj9xhLfjDkiw4oGQTzOm9v/s1600/oven.jpg

18.

Autoclave

Alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi





4.1.2.  Sterilisasi kering
Hasil dari percobaan sterilisasi kering ini adalah mikroba yang dikultur dalam tabung reaksi yang telah disterilisasi dengan bunsen.
4.2.  Pembahasan
Pratikum mikrobiologi ini banyak menggunakan alat yang terbuat dari kaca. Alat pratikum sangat penting sekali dalam berlangsungnya percobaan. Keakuratan hasil pengamatan bisa ditentukan oleh alat-alat yang digunakan. Alat yang digunakan dalam laboratorium bermacam-macah jenisnya.
Dalam melakukan percobaan kita harus mengenal terlebih dahulu alat yang akan kita gunakan dan dalam percobaan kita harus mengetahui fungsi dan cara kerja dari masing-masing alat-alat dengan menggunakan panas yang tidak begitu tinggi.
Ada beberapa hal yang harus diketahui praktikan sebelum melakukan percobaan, diantaranya adalah mengetahui alat-alat yang akan digunakan serta fungsinya. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum biasanya cawan petri, pipet  tetes, bunsen, tabung reaksi, beaker glass, erlenmeyer, ball pipet dan lain sebagainya.
Pipet tetes digunakan untuk memindahkan larutan dari suatu wadah ke wadah lain. Pipet tetes harus dibersihkan apabila air suling tidak menetes keluar dengan seragam, tetapi menyisakan tetesan kecil yang menempel pada dinding dalam. Pembersihan dapat dilakukan dengan larutan detergen hangat atau larutan pembersih.
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
Ball pipet adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia.Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (air) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suck) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exit) berfungsi untuk mengeluarkan.
Bunsen salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau methanol.
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung. Media agar memiliki beberapa fungsi yaitu, untuk menumbuhkan bakteri, mengembangbiakkan bakteri, mengisolasi bakteri, serta sebagai nutrien untuk bakteri. Syarat media agar bisa dikatakan baik adalah mengandung unsur hara, steril,dan osmosisnya sesuai bakteri.
Pada pratikum sterilisasi ini alat-alat yang digunakan haruslah dalam keadaan yang steril, dimana alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi dalam pratikum ini adalah cawan petri, tabung reaksi. Fungsi dan cara kerja dari masing-masing alat tersebut sangatlah berbeda. Dalam percobaan kali ini kami menggunakan 2 cara sterilisasi, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Adapun alat yang akan di steril kan adalah tabung reaksi dan cawan petri.
Pada sterilisasi basah menggunakan bahan yaitu alkohol 70% di karenakan alkohol bersifat beracun yang dapat membunuh batkeri pada alat yang kan di sterilkan. Alkohol 70% yaitu alkohol yang mengandung alkholol sebanyak 70% dan sisanya aquadest sebanyak 30% dan juga alkohol 70% ini memiliki harga yang lebih murah. Sebelum mensterilkan alat terlebih dahulu kita menyemprot alkohol tersebut ke tangan kita lalu mengeringkan nya dengan menggunakan tissue. Setelah itu barulah kita mensterilkan ke dua alat tersebut dengan cara menyemprotkan bagian luar alat itu dengan alkohol 70% lalu alat tersebut di keringkan dengan tissue. Untuk tabung reaksi pada mulut tabung di masukkan kapas agar bakteri tidak dapat masuk ke dalam tabung reaksi, setelah itu ke dua alat tersebut di bungkus dengan kertas bersih dengan teknik tersendiri.

   Pada sterilisasi kering, alat yang akan di sterilkan sama seperti sterilisasi basah yaitu tabung reaksi dan cawan petri. Pada sterilisasi ini menggunakan pemanasan langsung dengan alat pemanas berbahan bakar spritus atau bunsen. Bahan bakar pada bunsen yang di gunakan adalah spritus karena warna api yang di hasilkan berwarna biru dan tidak menimbulkan bau serta asap sedangkan kalau bunsen menggunakan minyak lampu maka akan menyebabkan bau dan asap yang tidak di inginkan. Cara steril alat ini adalah pertama bunsen di nyalakan dan alat tersebut di panaskan secara langsung pada api tetapi api tidak bersentuhan langsung dengan alat yang akan di sterilkan. Setelah alat tersebut di panaskan lalu di dinginkan dan alat-alat tersebut di bungkus dengan kertas bersih dengan teknik tersendiri.


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Pengenalan alat sangatlah penting sebelum melakukan praktikum agar terjaminnya keselamatan kerja
2.    Sebelum melakukan praktikum alat yang akan digunakan haruslah di sterilkan terlebih dahulu.
3.    Oven digunakan untuk sterilisasi kering.
4.    Autoclave digunakan untuk sterilisasi basah.
5.    Alat-alat yang ada di laboratorium kebanyakan terbuat dari kaca.

5.2.  Saran

Saran dari saya untuk praktikum selanjutnya, seabaiknya assisten di setiap meja cukup hanya satu saja agar bisa lebih banyak meja. Karena jika tiap meja hanya satu orang asisten yang lain bisa membimbing praktikan yang lain pada materi yang sama. Sehingga waktu bisa lebih efisien karena semua praktikan cepat melakukan praktikum, tidak harus menunggu praktikan yang lain selesai melakukan praktikum. Terima kasih.

3 comments:

  1. Jasa Import AlaT Laboratorium

    https://jasafreightforwarder.com/info/jasa-import-alat-laboratorium-081222613199

    ReplyDelete
  2. Jasa Import AlaT Laboratorium

    https://jasafreightforwarder.com/info/jasa-import-alat-laboratorium-081222613199

    ReplyDelete
  3. Jasa Import AlaT Laboratorium

    https://jasafreightforwarder.com/info/jasa-import-alat-laboratorium-081222613199

    ReplyDelete