Saturday 11 June 2016

FEKUNDITAS PADA IKAN BETOK

FEKUNDITAS PADA IKAN BETOK

PENDAHULUAN

Latar Belakang
 Ikan betok mempunyai nilai ekonomis dan harga jualnya pun cukup tinggi. Harga ikan betok di Provinsi Kalimantan Timur antara tahun 2002-2008 adalah Rp 10 579,- pada tahun 2004 dan Rp 14 494,- pada tahun 2005 (DKP, 2006). Selain itu, ikan ini juga dimanfaatkan sebagai target pancingan dan ikan hias di Eropa (Kuncoro, 2009). Potensi betok menjadi ikan konsumsi dan ikan hias yang diiringi dengan meningkatnya permintaan konsumen, membuat nelayan lebih mengandalkan hasil tangkapan dari alam sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap penurunan populasi ikan ini di kemudian hari (Isriansyah & Sukarti, 2007). Peningkatan eksploitasi ini juga diiringi dengan kerusakan lingkungan yang terjadi di Sungai Mahakam dan sekitarnya yang di perkirakan dapat membawa dampak buruk terhadap sumber daya ikan betok di habitatnya
(Media Indonesia, 2003).
Fekunditas merupakan ukuran yang paling umum dipakai untuk mengukur  potensi produksi pada ikan, karena relatif lebih mudah dihitung, yaitu jumlah telur dalam  ovari ikan betina. Peningkatan fekunditas  berhubungan  dengan  peningkatan berat  tubuh dan berat  gonad. Fekunditas berbeda-beda tiap spesies  dan kondisi lingkungan  berbeda. Spesies ikan yang mempunyai  fekunditas  besar,  pada  umumnya  memijah di daerah  permukaan  perairan sedangkan spesies yang mempunyai fekunditas kecil melindung telurnya pada tanaman atau  substrat lainnya (Rizal, 2009).
Besarnya fekunditas spesies dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain fertilitas, frekuensi pemijahan, perlindungan induk (parental care), kondisi lingkungan, kepadatan populasi, ketersediaan makanan, ukuran panjang dan bobot ikan, ukuran diameter telur, dan faktor lingkungan (Tampubolon, 2008).
Telur ikan adalah sel gamet betina yang mempunyai program perkembangan untuk menjadi individu baru, setelah program perkembangan tersebut diaktifkan oleh spermatozoa. Larva adalah stadium tertentu dari perkembangan individu yang memiliki pola perkembangan tidak langsung. Sifat struktur telur ikan antara lain adalah ukurannya besar, memiliki bungkus telur, memiliki mikrtofil, dan memiliki cadangan makanan. Sifat telur ikan secara umum adalah totipotensi yaitu memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi suatu individu (Sistina,2006).
Beberapa macam tanda yang dapat dipakai untuk menggolongkan telur ikan sehingga dapat membantu untuk pengenalan lebih lanjut. Diantara tanda-tanda tersebut adalah bentuk telur, butir minyak, warna, keadaan permukaan butir kuning telur (Delsman, 1992).

Tujuan
a.    Untuk mengetahui jumlah telur ikan.
b.    Untuk mengetahui ukuran telur terhadap perkembangan individu menjelang pemijahan.
c.    Untuk menduga atau studi dalam produktivitas dalam potensi produksi dari kelompok.


METODOLOGI PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu
Praktikum Biologi Reprouksi Ikan ini  dilaksanakan di Laboratorium Dasar Perikanan, Program Budidaya Perairan dan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya, Jumat, 15 April 2016 pukul  08.00 s/d 09.40 wib.

Alat dan Bahan
Bahan.
Adapun bahan-bahan yang diguanakan adalah ikan betook matang gonad, alcohol absolut, dan formalin.
Alat.
            Adapun alat-alat yang digunakan adalah kamera digital, gelas objek, mikroskop, lap, tissue, tusuk gigi, botol film, kertas label.

Prosedur kerja.
A.  Fekunditas
1. Gonad yang telah diambil dari tubuh ikan dan telah dibersihkan, ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan digital.
2. Gonad diambil, kemudian potong gonad menjadi empat bagian dan ambil sebagian gonad pada  bagian pangkal, tengah dan ujung gonad untuk pengamatan selanjutnya, sehingga diharapkan seluruh bentuk dan ukuran terwakili.
3. Sebagian telur yang telah diambil tesebut ditimbang beratnya. setelah ditimbang gonad diencerkan dengan air sebanyak 100 cc dan aduk hingga homogeny, hitung telur dari ikan sampel.
4.  Setelah homogen, hitung telur dari ikan sampel.
5.  Fekunditas ikan dianalisis menggunakan metode gravimetric
                           F= (G/Q) x N  
Keterangan:
F : fekunditas ( butir )
Q : berat gonad sampel ( g )
G : berat gonad ( g )
N : jumlah telur pada gonad ( butir )

A.  Perhitungan Diameter Telur
1.  Ambil telur ( 50 butir ) dari tiga baigian posterior, median dan arterior dari gonad.
2.  Masukan dalam petridisck.
3.  Tambahkan aquadest sampai telur terendam.
4.  Pisahkan telur secara manual dengan bantuan spatula.
5.  Amati dibawah mikroskop okuler dan sudah ditera dengan micrometer objektif terlebih dahulu.

HASIL  DAN PEMBAHASAN

Hasil.
        Dari hasil pratikum fekunditas pada ikan betok ini tidak mendapatkan hasil dikarenakan  tingkat kematangan gonad pada ikan betok belum matang dan tidak didapatkan hasil fekunditasnya.

Pembahasan.
Adapun faktor penyebab dari tidak dapat nya fekunditas dikarenakan kurang teliti nya dalam membeli  indukan yang telah matang gonad. Adapun kondisi lingkungan ini juga dapat mempengaruhi tingkat fekunditas pada ikan betok akan mempengaruhi kontrol endokrin untuk menghasilkan hormon – hormon yang mendukung proses perkembangan gonad dan pemijahan (Fujaya, 2004). Di alam, pemijahan (spawing) dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (eksternal) misalnya : hujan, habitat, oksigen terlarut, daya hantar listrik, cahaya, suhu, kimia, fisika air, waktu (malam hari) dan lain – lain. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap jumlah telur yang akan dihasilkan  dan dikeluarkan antara lain, suhu, lingkungan, factor internal keturunan maupun genetika indukan.

.      KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan.
            Adapun  kesimpulan dari pratikum mengenai fekunditas pada ikan betook ini adalah, sebagai berikut :
1. Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovary ikan yang telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Telur yang dihasilkan mempunyai ukuran yang bervariasi.
2. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi fekunditas yaitu hujan, habitat, oksigen terlarut, cahaya,suhu, kimia, fisika, air dan waktu memijah.
3. Ikan betok dapat bertahan dalam proses pematangan gonad pada suhu 15-300 C.
4. Fekunditas dapat dipengaruhi oleh tingkat kematangan gonad ikan masing-masing.
5. Fekunditas  dapat kita ketahui dari indeks kematangan gonad dan perbandingan dari tingkat kematangan gonad pada ikan. 

No comments:

Post a Comment