Saturday 11 June 2016

PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA

PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Biologi Reproduksi merupakan ilmu yang mempelajari tentang semua yang berkaitan dengan cara berkembangbiak pada ikan, dimana penekanannya terhadap spesies penting bagi sumberdaya. Orang yang mempelajari biologi reproduksi ikan sebaiknya berminat terhadap semua aspek biologi ikan. Aspek-aspek biologi ikan yang paling banyak berhubungan dengan populasi-populasi serta faktor-faktor yang mengontrolnya, membatasi atau mengembangkan populasi. Kecepatan pertumbuhan dan waktu mencapai ukuran rata-rata dari berbagai macam ikan, fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan, pola reproduksi, umur pada waktu mencapai kematangan gonad dan nisbah kelamin, kecepatan survival dan mortalitas pada tahap-tahap daur hidup, distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya, pengaruh penangkapan ikan terhadap jumlah populasi, reproduksi, pertumbuhan dan distribusi ukuran, tingkah laku ikan dalam waktu 24 jam atau dari musim ke musim, interaksi-interaksi terhadap spesies lain dan bagaimana spesies lain mempengaruhi produksi spesies yang paling disenangi
(Effendie, 2002).
Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemeliharaan dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangatlah membantu pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim yang mandiri. Oleh karenanya, ilmu perikanan harus senantiasa dikaji dan dikembangkan terutama oleh para dosen dan mahasiswa perikanan sebagai ujung tombak dalam pengembangan dan penerapan teknologi perikanan (Fujaya, 2004).Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang sfenoid. Kelenjar hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon yaitu GH, ACTH, TSH, LTH, FSH, LH, ICSH, MSH. (budiyanto, 2002). Sedangkan menurut Akhyar (2004) kelenjar hipofisa atau kelenjar pituitari adalah struktur utama dari endokrin. Dua bagiannya mengilustrasikan dua mode dari sintesis dan kontrol hormon. Pada hipofisa bagian posterior, hormon diproduksi di sel-sel neurosekretori dengan bagian badan mereka ada di hipotalamus dan dikeluarkan setelah stimulasi saraf. Hipofisa bagian anterior, hormon diproduksi pada sel-sel yang terspesialisasi, dan pelepasannya distimulasi atau dilakukan dengan melepaskan hormon yang dibuat di hipotalamus. Rangkaian yang kompleks ini membentuk beberapa titik kontrol. Hipofisa terletak di bawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang hasil sekresinya dialirkan ke dalam peredaran darah. Sehingga sistem endokrin berfungsi sebagai bagian dari sistem koordinasi melalui suatu senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yaitu hormon. Hormon dapat berupa peptida, asam amino, protein, atau steroid. Di dalam tubuh, hormon akan diedarkan oleh darah menuju sel target pada organ tertentu. Secara umum, hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, reproduksi, tingkah laku, dan homeostatis. Salah satu kelenjar endokrin, yaitu hipofisa (Ahkyar, 2004).
Hipofisasi merupakan salah satu teknik untuk mempercepat pemijahan ikan melalui injeksi kelenjar hipofisa. Hipofisasi dapat dilakukan dengan menyuntikkan suspensi kelenjar hipofisa pada tubuh ikan yang akan dibiakkan. Kelenjar hipofisa ini terletak di bawah otak sebelah depan, mengandung hormon gonadotropin yang berfungsi untuk mempercepat ovalusi dan pemijahan
(Milne, 1999).
Kelenjar hipofisa mempunyai peran yang sangat penting, dimana kelenjar yang dihasilkan berupa hormon yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Kerusakan dalam pengambilan ekstrak hormon mengakibatkan hormon tersebut tidak berfungsi. Hormon yang berpengaruh dalam pemijahan ikan adalah gonadotropin yang berfungsi dalam pematangan gonad dan mengontrol ekskresi hormon yang dihasilkan oleh gonad (Hurkat dan Mathur, 1986). Menurut Sumantadinata (1983), ikan betina matang kelamin dicirikan dengan perut yang relatif membesar dan lunak bila diraba, serta dari lubang genital keluar cairan jernih kekuningan, naluri gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu kekuningan dan lubang kelamin berbentuk bulat telur dan agak melebar serta agak membengkak. Ciri ikan jantan yang sudah matang kelamin antara lain mudah mengeluarkan milt perutnya diurut, naluri gerakan lincah, postur tubuh dan perut raming warna tubuh kehijauan dan kadang gelap, lubang kelamin agak menonjol serta sirip dada kasar dan perutnya keras.
Kelebihan dari hormon hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai dua tahun. Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit alat dan bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis dapat diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan terdapat hormon hormon lain yang memiliki sifat sinergik.
Kekurangan dari teknik hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh. Efek dosis yang lebih tinggi terbukti akan menyebabkan makin cepatnya masa laten Pemijahan. Hal ini diduga berhubungan dengan meningkatnya konsentrasi 17 α, 20 β.
Dalam pengawetan kelenjar hipofisa ada dua metode yang biasa dilakukan dalam mengawetkan kelenjar hipofisa yaitu metode kering dan metode basah. Metode kering dilakukan dengan menggunakan larutan aseton. Kelenjar hipofisa direndam dalam larutan aseton selama 8-12 Jam, kemudian larutan aseton dibuang dan kelenjar hipofisa dikeringkan lalau disimpan. (Susanto, 2001).
Metode basah digunakan dengan larutan alkohol pekat. Kelenjar hipofisa dimasukan dalam larutan alkohol selama 24 jam. Dalam proses perendaman alkohol diganti selama 2-3 kali. Setelah 24 jam kelenjar hipofisa dibiarkan terendam larutan alkohol sampai akan digunakan. (susanto, 2001).

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum biologi reproduksi ikan adalah agar mahasiswa mampu mengetahui letak, cara pengambilan dan pengawetan hipofisa.



PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu
Pelaksanan praktikum biologi reproduksi ikan ini dilaksanakan di Laboratorium Dasar Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya,  dan dilaksanakan pada hari Jum’at, 18 Maret 2016, pukul 08.00 sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan
            Alat-alat yang digunakan adalah golok, tusuk gigi, tissue, kertas loabel, botol film. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan betok, ikan lele, ikan patin, alkohol absolut (etanol), aseton.

Prosedur
a.    Pengambilan Hipofisa
1.    Ikan yang akan di ambil hipofisanya dibersihkan terlebih dahulu bagian kepalanya
2.    Potong kepala ikan pada atas operculum
3.    Setelah itu dipotong bagian atas kepala
4.    Bersihkan lemak-lemak (darah) yang ada
5.    Amati otaknya
6.    Potong urat syaraf dan mengangkat otaknya lalu diambil kelenjar hipofisanya
7.    Masukkan ke dalam botol film
8.    Awetkan dengan metode kering atau basah

b.   Pengawetan Hipofisa
1.  Metode Basah (menggunakan alkohol absolut/aseton)
Kelenjar hipofisa dimasukkan ke dalam botol film lalu diberi alkohol secukupnya dan diganti tiap 8 jam selama 24 jam. Lalu disimpan dalam suhu kamar dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.


2.  Metode Kering (menggunakan etanol)
Kelenjar hipofisa dimasukkan ke dalam botol film lalu diberi alkohol secukupnya dan di ganti tiap 8 jam selam 24 jam. Setelah itu, diuapkan hingga kering lalu disimpan dalam suhu kamar dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
            Tabel 1. Perbedaan Hipofisa yang diberi larutan etanol dan yang tidak diberi larutan etanol.
No
Kondisi hipofisa
1
Menggunakan Etanol
Tanpa Etanol
Kondisi hipofisa dalam keadaan baik dan dapat di awetkan.
Hipofisa menjadi rusak dan busuk serta tidak dapat digunakan.

Pembahasan
     Hipofisa adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang stenoid. Menurut Hoar (1957), hipofisa terdiri dari dua kelenjar hipofisa yaitu neuron dan adenohypofisa yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar dan memiliki tiga ruangan yaitu proximal pars distalis, rostal pars distalis, dan pars intermedia. Hipofisa terletak pada bagian bawah otak dan menghasilkan hormon GnRH, ACTH, TSH, FSH, LH, STH, MSH, Prolaktin, Vasopresin, dan Oksitosin. Secara umum, hormon tersebut berfungsi mengatur pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, reproduksi, tingkah laku, dan homeostatis. Menurut Susanto, (2001) metode hipofisasi adalah usaha untuk memproduksi benih dengan menggunakan bantuan kelenjar hipofisa dari ikan donor yang menghasilkan hormon yang merangsang pemijahan seperti gonadotropin.
Praktikum ini diawali dengan cara menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.Langkah pertama dalam praktikum pengambilan dan pengawetan hipofisa yaitu ikan dipotong pada pertemuan antara kepala dan badan. Setelah tulang tengkorak terbukamaka akan nampak otak sedangkan kelenjar hipofisa terdapat di bawah otak dan berwarnaputih berbentuk butiran kecil. Otak diangkat, tempatnya dibersihkan dengan tissue agar bersih dari darah dan lemak. Kemudian kelenjar hipofisa tersebut diambil secara hati hati dengan pinset.Kelenjar hipofisa jangan sampai pecah. Hasil dari praktikum pengambilan dan pengawetan hipofisa yaitu hipofisa yang dilarutkan dengan larutan etanol memiliki fungsi yang baik dan dalam kondisi yang baik sedangkan hipofisa yang tidak diberi larutan etanol menjadi rusak dan busuk. Rusaknya hipofisa dikarenakan tidak adanya senyawa etanol yang dapat mempertahankan kondisi atau struktur didalam hipofisa. Etanol pada pengawetan hipofisa berfungsi untuk menjaga kondisi hipofisa dalam kondisi yang baik. Pemberian hormon hipofisa ini akan membantu fertilisasi ikan tanpa perlu terkendala musim sehingga dapat dipijahkan kapanpun sesuai keinginan sehingga bisa menambah jumlah produksi ikan dengan mudah dan tidak tergantung pada faktor yang dapat menghambat pemijahan.   

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

            Hipofisa adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak dibawah otak ikan yang berfungsi untuk merangsang indukan ikan untu matang gonad dan merangsang pemijahan. Hasil dari praktikum pengambilan dan pengawetan hipofisa yaitu hipofisa yang dilarutkan dengan larutan etanol memiliki fungsi yang baik dan dalam kondisi yang baik sedangkan hipofisa yang tidak diberi larutan etanol menjadi rusak dan busuk.Pemberian hormon hipofisa ini akan membantu fertilisasi ikan tanpa perlu terkendala musim sehingga dapat dipijahkan kapanpun sesuai keinginan.

No comments:

Post a Comment