PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN HIPOFISA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biologi
Reproduksi merupakan ilmu yang mempelajari tentang semua yang berkaitan dengan
cara berkembangbiak pada ikan, dimana penekanannya terhadap spesies penting
bagi sumberdaya. Orang yang mempelajari biologi reproduksi ikan sebaiknya
berminat terhadap semua aspek biologi ikan. Aspek-aspek biologi ikan yang
paling banyak berhubungan dengan populasi-populasi serta faktor-faktor yang
mengontrolnya, membatasi atau mengembangkan populasi. Kecepatan pertumbuhan dan
waktu mencapai ukuran rata-rata dari berbagai macam ikan, fekunditas atau
jumlah telur yang dihasilkan, pola reproduksi, umur pada waktu mencapai
kematangan gonad dan nisbah kelamin, kecepatan survival dan mortalitas pada
tahap-tahap daur hidup, distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya, pengaruh
penangkapan ikan terhadap jumlah populasi, reproduksi, pertumbuhan dan
distribusi ukuran, tingkah laku ikan dalam waktu 24 jam atau dari musim ke
musim, interaksi-interaksi terhadap spesies lain dan bagaimana spesies lain
mempengaruhi produksi spesies yang paling disenangi
(Effendie, 2002).
(Effendie, 2002).
Perikanan merupakan
suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai suatu ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemeliharaan
dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangatlah membantu pencapaian sasaran
pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim yang mandiri. Oleh karenanya,
ilmu perikanan harus senantiasa dikaji dan dikembangkan terutama oleh para
dosen dan mahasiswa perikanan sebagai ujung tombak dalam pengembangan dan
penerapan teknologi perikanan (Fujaya, 2004).Hipofisa adalah kelenjar endokrin
yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang sfenoid. Kelenjar
hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon yaitu GH, ACTH, TSH, LTH, FSH,
LH, ICSH, MSH. (budiyanto, 2002). Sedangkan menurut Akhyar (2004) kelenjar
hipofisa atau kelenjar pituitari adalah struktur utama dari endokrin. Dua
bagiannya mengilustrasikan dua mode dari sintesis dan kontrol hormon. Pada
hipofisa bagian posterior, hormon diproduksi di sel-sel neurosekretori dengan
bagian badan mereka ada di hipotalamus dan dikeluarkan setelah stimulasi saraf.
Hipofisa bagian anterior, hormon diproduksi pada sel-sel yang terspesialisasi,
dan pelepasannya distimulasi atau dilakukan dengan melepaskan hormon yang dibuat
di hipotalamus. Rangkaian yang kompleks ini membentuk beberapa titik kontrol.
Hipofisa terletak di bawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah
pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak. Kelenjar endokrin
merupakan kelenjar yang hasil sekresinya dialirkan ke dalam peredaran darah.
Sehingga sistem endokrin berfungsi sebagai bagian dari sistem koordinasi
melalui suatu senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yaitu
hormon. Hormon dapat berupa peptida, asam amino, protein, atau steroid. Di
dalam tubuh, hormon akan diedarkan oleh darah menuju sel target pada organ
tertentu. Secara umum, hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, perkembangan,
metabolisme, reproduksi, tingkah laku, dan homeostatis. Salah satu kelenjar
endokrin, yaitu hipofisa (Ahkyar, 2004).
Hipofisasi merupakan
salah satu teknik untuk mempercepat pemijahan ikan melalui injeksi kelenjar
hipofisa. Hipofisasi dapat dilakukan dengan menyuntikkan suspensi kelenjar
hipofisa pada tubuh ikan yang akan dibiakkan. Kelenjar hipofisa ini terletak di
bawah otak sebelah depan, mengandung hormon gonadotropin yang berfungsi untuk
mempercepat ovalusi dan pemijahan
(Milne, 1999).
(Milne, 1999).
Kelenjar hipofisa
mempunyai peran yang sangat penting, dimana kelenjar yang dihasilkan berupa
hormon yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Kerusakan dalam
pengambilan ekstrak hormon mengakibatkan hormon tersebut tidak berfungsi.
Hormon yang berpengaruh dalam pemijahan ikan adalah gonadotropin yang berfungsi
dalam pematangan gonad dan mengontrol ekskresi hormon yang dihasilkan oleh
gonad (Hurkat dan Mathur, 1986). Menurut Sumantadinata (1983), ikan betina
matang kelamin dicirikan dengan perut yang relatif membesar dan lunak bila
diraba, serta dari lubang genital keluar cairan jernih kekuningan, naluri
gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu kekuningan dan lubang
kelamin berbentuk bulat telur dan agak melebar serta agak membengkak. Ciri ikan
jantan yang sudah matang kelamin antara lain mudah mengeluarkan milt perutnya
diurut, naluri gerakan lincah, postur tubuh dan perut raming warna tubuh
kehijauan dan kadang gelap, lubang kelamin agak menonjol serta sirip dada kasar
dan perutnya keras.
Kelebihan dari hormon
hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai dua tahun.
Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit alat dan
bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis dapat
diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan
terdapat hormon hormon lain yang memiliki sifat sinergik.
Kekurangan dari teknik
hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas (penolakan) dari
dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari ikan yang berbeda
jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon hormon lain yang
mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh. Efek dosis yang lebih
tinggi terbukti akan menyebabkan makin cepatnya masa laten Pemijahan. Hal ini
diduga berhubungan dengan meningkatnya konsentrasi 17 α, 20 β.
Dalam pengawetan
kelenjar hipofisa ada dua metode yang biasa dilakukan dalam mengawetkan
kelenjar hipofisa yaitu metode kering dan metode basah. Metode kering dilakukan
dengan menggunakan larutan aseton. Kelenjar hipofisa direndam dalam larutan
aseton selama 8-12 Jam, kemudian larutan aseton dibuang dan kelenjar hipofisa
dikeringkan lalau disimpan. (Susanto, 2001).
Metode basah digunakan
dengan larutan alkohol pekat. Kelenjar hipofisa dimasukan dalam larutan alkohol
selama 24 jam. Dalam proses perendaman alkohol diganti selama 2-3 kali. Setelah
24 jam kelenjar hipofisa dibiarkan terendam larutan alkohol sampai akan
digunakan. (susanto, 2001).
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum biologi reproduksi ikan adalah agar mahasiswa mampu mengetahui
letak, cara pengambilan dan pengawetan hipofisa.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
Tempat
dan Waktu
Pelaksanan praktikum
biologi reproduksi ikan ini dilaksanakan di Laboratorium Dasar Perikanan
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya,
Indralaya, dan dilaksanakan pada hari
Jum’at, 18 Maret 2016, pukul 08.00 sampai dengan selesai.
Alat
dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah golok, tusuk gigi, tissue, kertas loabel, botol film.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan betok, ikan lele, ikan patin,
alkohol absolut (etanol), aseton.
Prosedur
a.
Pengambilan
Hipofisa
1. Ikan
yang akan di ambil hipofisanya dibersihkan terlebih dahulu bagian kepalanya
2. Potong
kepala ikan pada atas operculum
3. Setelah
itu dipotong bagian atas kepala
4. Bersihkan
lemak-lemak (darah) yang ada
5. Amati
otaknya
6. Potong
urat syaraf dan mengangkat otaknya lalu diambil kelenjar hipofisanya
7. Masukkan
ke dalam botol film
8. Awetkan
dengan metode kering atau basah
b.
Pengawetan
Hipofisa
1.
Metode Basah (menggunakan alkohol absolut/aseton)
Kelenjar hipofisa dimasukkan ke dalam
botol film lalu diberi alkohol secukupnya dan diganti tiap 8 jam selama 24 jam.
Lalu disimpan dalam suhu kamar dan tidak terkena sinar matahari secara
langsung.
2.
Metode Kering (menggunakan etanol)
Kelenjar hipofisa dimasukkan ke dalam
botol film lalu diberi alkohol secukupnya dan di ganti tiap 8 jam selam 24 jam.
Setelah itu, diuapkan hingga kering lalu disimpan dalam suhu kamar dan tidak
terkena sinar matahari secara langsung.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Perbedaan Hipofisa yang
diberi larutan etanol dan yang tidak diberi larutan etanol.
No
|
Kondisi hipofisa
|
|
1
|
Menggunakan Etanol
|
Tanpa Etanol
|
Kondisi hipofisa dalam keadaan baik dan dapat di awetkan.
|
Hipofisa menjadi rusak dan busuk serta tidak dapat digunakan.
|
Pembahasan
Hipofisa
adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang stenoid. Menurut Hoar
(1957), hipofisa terdiri dari dua kelenjar hipofisa yaitu neuron dan
adenohypofisa yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar dan memiliki tiga
ruangan yaitu proximal pars distalis, rostal pars distalis, dan pars
intermedia. Hipofisa terletak pada bagian bawah otak dan menghasilkan hormon
GnRH, ACTH, TSH, FSH, LH, STH, MSH, Prolaktin, Vasopresin, dan Oksitosin.
Secara umum, hormon tersebut berfungsi mengatur pertumbuhan, perkembangan, metabolisme,
reproduksi, tingkah laku, dan homeostatis. Menurut Susanto, (2001) metode
hipofisasi adalah usaha untuk memproduksi benih dengan menggunakan bantuan
kelenjar hipofisa dari ikan donor yang menghasilkan hormon yang merangsang
pemijahan seperti gonadotropin.
Praktikum ini diawali dengan cara
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.Langkah pertama dalam praktikum
pengambilan dan pengawetan hipofisa yaitu ikan dipotong pada pertemuan antara
kepala dan badan. Setelah tulang tengkorak terbukamaka akan nampak otak
sedangkan kelenjar hipofisa terdapat di bawah otak dan berwarnaputih berbentuk
butiran kecil. Otak diangkat, tempatnya dibersihkan dengan tissue agar bersih
dari darah dan lemak. Kemudian kelenjar hipofisa tersebut diambil secara hati
hati dengan pinset.Kelenjar hipofisa jangan sampai pecah. Hasil dari praktikum
pengambilan dan pengawetan hipofisa yaitu hipofisa yang dilarutkan dengan
larutan etanol memiliki fungsi yang baik dan dalam kondisi yang baik sedangkan
hipofisa yang tidak diberi larutan etanol menjadi rusak dan busuk. Rusaknya
hipofisa dikarenakan tidak adanya senyawa etanol yang dapat mempertahankan
kondisi atau struktur didalam hipofisa. Etanol pada pengawetan hipofisa
berfungsi untuk menjaga kondisi hipofisa dalam kondisi yang baik. Pemberian
hormon hipofisa ini akan membantu fertilisasi ikan tanpa perlu terkendala musim
sehingga dapat dipijahkan kapanpun sesuai keinginan sehingga bisa menambah
jumlah produksi ikan dengan mudah dan tidak tergantung pada faktor yang dapat
menghambat pemijahan.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Hipofisa
adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak dibawah otak ikan yang berfungsi
untuk merangsang indukan ikan untu matang gonad dan merangsang pemijahan. Hasil
dari praktikum pengambilan dan pengawetan hipofisa yaitu hipofisa yang
dilarutkan dengan larutan etanol memiliki fungsi yang baik dan dalam kondisi
yang baik sedangkan hipofisa yang tidak diberi larutan etanol menjadi rusak dan
busuk.Pemberian hormon hipofisa ini akan membantu fertilisasi ikan tanpa perlu
terkendala musim sehingga dapat dipijahkan kapanpun sesuai keinginan.
No comments:
Post a Comment